Sejarah
Sejarah Kue Keranjang
Asal-usul Nama
Kue keranjang memiliki nama asli Nien Kao atau Ni-Kwee yang disebut juga
kue tahunan karena hanya dibuat setahun sekali pada masa menjelang
tahun baru Imlek. Di Jawa Wetan disebut sebagai kue keranjang sebab
dicetak dalam sebuah "keranjang" bolong kecil, sedangkan di Jawa Kulon
diberi nama Kue Cina untuk menunjukkan asal kue tersebut yaitu Cina,
walaupun ada beberapa kalangan yang merujuk pada suku pembuatnya, yaitu
orang-orang Tionghoa.
Sedangkan dalam dialek Hokkian, tii kwee berarti kue manis, yang
menyebabkan orang-orang tidak sulit menebak kalau kue ini rasanya manis.
Arti di Balik Kue Keranjang
Di Cina terdapat kebiasaan saat tahun baru Imlek untuk terlebih dahulu
menyantap kue keranjang sebelum menyantap nasi sebagai suatu pengharapan
agar dapat selalu beruntung dalam pekerjaannya sepanjang tahun.
Nien Kao atau Nian Gao, kata Nian sendiri berati tahun dan Gao berarti
kue dan juga terdengar seperti kata tinggi, oleh sebab itu kue keranjang
sering disusun tinggi atau bertingkat. Makin ke atas makin mengecil kue
yang disusun itu, yang memberikan makna peningkatan dalam hal rezeki
atau kemakmuran.
Pada zaman dahulu banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran keluarga pemilik rumah. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.
Pada zaman dahulu banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran keluarga pemilik rumah. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.
Harga kue keranjang bervariasi antara Rp 10.000 hingga Rp 50.000 per-kilogram tergantung dari kualitasnya. Untuk pemesanan kue keranjang silahkan klik di sini
0 komentar